Rabu, 03 September 2014

Ini 5 Jenis Ular yang Kerap Muncul di Perkotaan dan cara menangani gigitannya!!

Posted by with No comments
   Jakarta - Kemunculan ular di perkotaan bukanlah hal yang baru. Sebuah organisasi yang menamakan dirinya Tim Penyelamat Ular Sioux pun sedikitnya telah menangkap puluhan ekor ular yang muncul di perkotaan.

Reptil-reptil itu nantinya akan direlokasi dalam waktu 3 bulan ke depan. Masyarakat pun diminta untuk tidak panik bila melihat ular di kota dan jangan segan-segan meminta pertolongan penjinak ular.

Apa saja jenis ular yang kerap muncul di perkotaan?

Spoiler for 1. Ular Hijau Buntut Merah dan Ular Pucuk:


Spoiler for Ular Hijau Buntut Merah :



Spoiler for Ular Pucuk:

Ular hijau buntut merah memiliki nama latin trimeresuresus albolabris insularis biasanya hidup pepohonan. Ular jenis ini bisa ditemui hampir di seluruh wilayah Indonesia di hutan, dahan pohon, atau pun batang bambu.

Ciri dari jenis ini adalah berwarna hijau namun terdapat corak merah pada ekornya. Panjangnya bisa mencapai 104 cm dengan diameter 2,5 meter dengan kepala segitiga. Ular jenis ini mudah menyerang jika merasa terancam.

Ular ini memiliki bisa yang menyerang peredaran darah dan jika tak langsung ditangani dapat menyebabkan kematian. Namun seringkali ular ini diidentifikasi sebagai ular pucuk karena warnanya yang mirip.

"Bisa menyebabkan kematian. Kalau mau bedain sebenarnya agak susah karena warnanya sama. Cuma kalau pengen tahu ular pucuk atau ular hijau yang punya bisa tinggi lihat aja buntutnya. Kalau merah berarti Albolabris," ujar koordinator Sioux Snake Rescue (SSR) Erwan di Jl Pitara Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (2/9/2014).

Ular pucuk yang memiliki nama latin Ahatulla Prasina disebut Elang memiliki bisa menengah. Namun tidak terlalu berdampak kepada manusia. Ular pucuk sering ditemui di dahan bambu atau pun pohon mangga.



Spoiler for 2. Ular Kobra:

Spoiler for cobra:
cobra

Ular kobra memiliki nama latin naja merupakan jenis yang cukup banyak ditakuti karena sangat berbisa. Ciri ular ini cukup populer yaitu memiliki kepala yang bentuknya seperti sendok.

Organisasi pecinta reptil yang menamakan dirinya Sioux Snake Rescue sedikitnya pernah menangkap 3 kobra di pemukiman warga. Semuanya merupakan kobra jawa (naja sputatrix) yang ditemukan di Sukabumi (2 ekor) dan di Ciputat (1 ekor).

"Masuk pas malam hari, ditelepon dan kita langsung ke sana. Ditemukannya di belakang lemari. Kita kasih pengarahan apa yang harus dilakukan sampai tim rescue sampai di sana," ujar koordinator Sioux Snake Rescue (SSR) Erwan 'Elang' di Jl Pitara Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (2/9/2014).


Spoiler for phyton / sanca:

Spoiler for phyton:


Ular sanca atau phyton sering muncul di pemukiman warga dan kerap menghebohkan masyarakat. Meski tak berbisa, ukuran ular ini yang besar membuat orang awam yang melihatnya menjadi panik.

Kelompok Sioux Snake Rescue (SSR) pernah menangkap ular yang berkeliaran di pemukiman warga. Dua pyhton panjangnya 3 meter dan ditangkap di rumah warga di Depok dengan tempat yang berbeda. Sementara 1 lagi panjangnya 3,5 meter dan ditangkap di daerah Cibinong.

Jenis yang sering muncul di Indonesia adalah sanca kembang atau sanca batik dengan warna cokelat. Ular jenis ini bisa memakan mangsa yang ukurannya jauh lebih besar darinya secara bulat-bulat.



Spoiler for ular cicak / wolf snake:

Spoiler for ular cicak:

Ular cicak memiliki nama latin lycodon capunicus sering muncul di rumah-rumah warga dengan ukuran dewasa antara 450-500 milimeter. Jenis ini memangsa cicak sehingga dinamakan demikian dan mampu menghabiskan 2-3 ekor dalam sehari.

Ular ini berwarna cokelat pada punggungnya dan ada sedikit warna putih di sisiknya. Meski tak berbisa, namun gigitan ular ini menyakitkan karena terdapat taring yang tajam. Sebagian negara pun menyebutnya sebagai 'ular serigala' (lycon; serigala, don; gigi).

Kelompok Sioux Snake Rescue (SSR) menyebut bahwa ular ini sering diidentifikasi sebagai anak kobra. Tak jarang ular ini langsung dibunuh karena kesalahpahaman tersebut.

"Ular cicak ini yang sering masuk ke rumah warga, nggak berbisa tapi sering dianggap anak kobra jadi suka dibunuh. Pernah itu kejadian di Kelapa Dua dibunuh terus dikubur," ujar koordinator Sioux Snake Rescue (SSR) Erwan 'Elang' di Jl Pitara Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (2/9/2014).


Spoiler for ular weling:

Spoiler for Bungarus Candidus:

Ular weling bernama latin bungarus candidus merupakan jenis berbisa dan tersebar di Asia Tenggara. Kulitnya yang belang-belang menyebabkan jenis ini sering disebut pula sebagai ular belang.

Bisa ular ini berupa neurotoxin yang menyebabkan kerusakan pada syaraf. Gejala awal yang ditimbulkan adalah rasa mengantuk yang amat sangat.

"Berbisa tinggi. Bekas gigitannya nggak begitu kelihatan. Biasanya habis digigit orangnya ngantuk. Jadi jangan tidur kalau habis digigit karena bisa nggak bangun selamanya. Itu pernah kejadian di Bogor ada yang kegigit Weling sama temannya suruh istirahat tidur dulu selama perjalanan ke RS. Akhirnya nggak selamat," ujar koordinator Sioux Snake Rescue (SSR) Erwan 'Elang' di Jl Pitara Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (2/9/2014).

Ular Weling dievakuasi Elang dari rumah warga di Cibodas, Jawa Barat. Di wilayah Pantura biasanya disebut juga sebagai ular warakas dan banyak muncul di wilayah Cirebon.



Jika tergigit ular biasanya rasa panik akan memenuhi kepala karena khawatir ada bisa beracun dari gigitan reptil itu. Yayasan Sioux Ular Indonesia membagi tips bagaimana cara yang benar dalam penanganan gigitan ular.

Spoiler for 1. tenang:

tenang "Yang penting korbannya ditenangkan dulu. Ketika korbannya itu panik, detak jantung semakin cepat. Aliran darah juga jadi akan makin cepat, itu nanti mempercepat penyebaran bisa ke seluruh tubuh," ujar instruktur Sioux bernama Tyo di shelter Sioux, Jl Pintara Raya, Depok, Jabar, Selasa (2/9/2014).



Spoiler for identifikasi gigitan ular:


Setelah korban ditenangkan, pihak yang membantu penanganan harus mengidentifikasi jenis ular yang menggigit. Untuk mengetahui ular itu berbisa atau tidak bisa dilihat dari bekas gigitan. Jikar bentuk gigitan seperti tapal kuda atau dengan titik-titik luka yang banyak, itu artinya ular tidak berbisa.

"Kalau berbisa bekas gigitannya cuma 2 karena ular yang berbisa itu taringnya hanya 2 dan di atas. Nggak boleh diminumin alkohol, kopi dan sejenisnya karena akan mempercepat detak jantung. Kalau sudah sampai organ dalam maka akan susah ditangani untuk jenis yang berbisa tinggi," jelas Tyo.


Spoiler for keluarkan racun:

Setelah itu, korban bisa dipakaikan perban di tangan atau bagian tubuh yang terkena gigitan. Fungsinya, dikatakan Tyo, untuk menghambat laju bisa. Jika digigit oleh ular berbisa, semakin cepat penanganannya semakin bagus. Bisa sedapat mungkin harus segera dikeluarkan.

"Pakai pisau bedah atau pisau apapun bisa asal steril dan tajam agar tidak menyiksa. Disayat atau buat luka baru untuk mengeluarkan darah yang sudah terkontaminasi dengan bisa. Darah yang mengandung bisa warnanya gelap atau merah tua. Keluarkan terus sampai darah yang keluar sudah cerah kembali. Itu artinya bisa sudah keluar," kata Tyo.


Spoiler for jangan sedot bisa dengan mulut!!:

"Kami tidak menyarankan diisap dengan mulut karena beberapa bisa ular seperti dalam kobra sifatnya nggak cuma Neurotoxin tapi juga Haemotoxin yang menyerang darah. Jika di dalam mulut ada luka misalnya gusi luka bisa lebih parah. Sama saja kita memindahkan bisa itu tadi. Justru lebih cepat nyerangnya karena mulut kan dekat otak," tambah host salah satu program TV survival itu.
Untuk mengeluarkan darah yang sudah terkontaminasi dengan bisa dapat menggunakan alat ekstraktor. Bisa juga dengan cara ditekan-tekan dan darah didorong hingga keluar dari bagian luka. Menggunankan air panas untuk mengeluarkan darah juga dapat dilakukan untuk mengurangi penggumpalan darah pada bekas gigitan ular. Fungsi membuat sayatan luka baru adalah untuk ini.


Spoiler for bawa ke RS untuk penanganan lebih lanjut:
"Setelah itu bisa dibawa ke RS untuk penanganan lebih lanjut. Saya sendiri sudah 2 kali keluarin bisa sendiri seperti itu waktu digigit kobra dan begitu ke dokter diperiksa ternyata sudah bersih dari bisa," ungkap pria asli Magetan itu.

Tyo pun mengingatkan kepada korban untuk tidak kaget jika bagian badan yang tergigit ular berbisa akan bengkak. Reaksi itu disebut normal.

"Kalau digigit yang berbisa efeknya ke seluruh badan. Panas dingin, bengkak di area yang digigit. Makanya perlu ke dokter. Jangan lupa juga, kalau tangan digigit ular nggak berbisa sebaiknya diangkat ke atas untuk menghindari pendarahan. Kalau yang berbisa justru harus diturunkan ke bawah agar bisanya tidak menyebar cepat ke jantung," Tyo menguraikan.

0 komentar:

Posting Komentar