Hal-hal yang menjadi sejarah bagi mereka yang menonton langsung dan beruntung yang telah berhasil mendapatkan tiket pertandingan turnamen Piala Dunia. Tiket pertandingan Piala Dunia adalah bagian kecil dari desain cetak yang akan mereka akan hargai selama bertahun-tahun yang akan datang. Dalam thread ini akan menyampaikan desain-desain tiket di semua Piala Dunia dari tahun pertama 1930 hingga sekarang 2014.
Tiket Final Piala Dunia 1930: Uruguay vs ArgentinaTiket
Final Piala Dunia pertama ini, menampilkan jenis huruf slab dan skema
dua warna, cukup standar desainnya dan sederhana. Meskipun begitu,
sekarang ini bisa dihargai £ 1.000 (16juta rupiah) jika dibeli dari
seorang kolektor.
Spoiler for #1934:
Tiket Piala Dunia 1934: Spanyol vs Brazil (First Stage)Desain
tiket Piala Dunia 1934 ini lebih banyak variasi tipografi, dengan empat
gaya yang berbeda dalam bentuk huruf (standar, miring, tebal dan
kaligrafi) dalam gaya font 3D. Desain tiket dari tuan rumah Italia
dibuat konsep hasil karya seni Romawi dengan latar belakang ubin mosaik ,
semua menggunakan skema warna biru dan putih.
Spoiler for #1938:
Desain tiket Piala Dunia 1938: France vs Belgium (First Stage)Penampilan
minimalis dibuat dengan background putih dan terdapat lambang
persepakbolaan Perancis. Terdapat juga kombinasi gaya font dan garis
hijau di pojok kanan atas.
Spoiler for #1950:
Desain tiket Piala Dunia 1950: England vs Spain (First Stage)Setelah
Piala Dunia absen selama 12 tahun akibat perang dunia kedua, Piala
Dunia 1950 hadir kembali. Desain tiket kali ini mempunyai unsur tiga
warna pada tiket dan memberikan seni yang sederhana yang diartikan dalam
kedamian.
Spoiler for #1954:
Desain Tiket Piala Dunia 1954Desain
tiket pada Piala Dunia Swiss 1954 dibuat unik pada setiap pertandingan.
Dengan tambahan-tambahan pola yang berbeda-beda di tiket semua
pertandingan.
Spoiler for #1958:
Desain tiket Piala Dunia 1958Seperti
tiket Piala Dunia sebelumnya yang berubah pola, untuk desain tiket
Piala Dunia 1958 di Swedia ini membuat perubahan pada jenis jenis
tipograf dan warna horizontal. Di dalam pola warna tersebut terdapat
tulisan Piala Dunia 1958 dengan bahasa Swedia.
Spoiler for #1962:
Desain tiket Piala Dunia Chili 1962Desain
tiket Piala Dunia 1962 mirip kartu permainan monopoli, dengan tekstur
unik. Terlebih pada gambar di atas tertera tanda tangan pemain kelas
dunia, Pele dari Brasil.
Spoiler for #1966:
Desain tiket Piala Dunia Inggris 1966Desain
di tiket Piala Dunia 1966 menampilkan kesan simple dan terdapat
background bola didalamnya. Penjelasan tiket juga tertera untuk tiket
dengan duduk atau berdiri.
Spoiler for #1970:
Desain tiket Piala Dunia 1970Dimulai
pada desain Piala Dunia 1970, logo tema Piala Dunia diletakkan pada
tiket pertandingan. Logo yang ditaruh pada kiri atas dan tanggal analog
pada sisi kanan.
Spoiler for #1974:
Desain
tiket dengan tiga warna dan menambahkan gambar posisi stadion. Logo
Piala Dunia 1974 ada di sisi kiri dan dibawah jam analog waktu
pertandingan.
Spoiler for #Piala Dunia 1978 - 2014:
Spoiler for #1978:
Desain Piala Dunia 1978: Netherlands vs Argentina World Cup FinalDesaini
ini dinilai terlalu ramai ornamen dan petunjuk dalam tiket. Tetapi
memberikan informasi lengkap pada jadwal dan tempat duduk di stadion.
Spoiler for #1982:
Desain tiket Piala Dunia 1982Desain
ini terdapat bendera tuan rumah Spanyol pada bagian atas. Sedikit
berwarna dari tiket Piala Dunia sebelumnya, jam digital pun tertera pada
tiket pertandingan
Spoiler for #1986:
Desain tiket Piala Dunia 1986Dengan warna background berbeda tiap pertandingan dan terdapat logo Piala Dunia 1986 dan logo FIFA.
Spoiler for #1990:
Desain tiket Piala Dunia 1990Warna background tiket menunjukkan warna bendera tuan rumah Italia. Dengan tambahan font tulisan 3D.
Spoiler for #1994:
Desain tiket Piala Dunia 1994Tiket
didesain dalam dua format, portrait dan landscape, keduanya juga
terdapat logo Piala Dunia USA logo dan logo Piala Dunia FIFA.
Serangkaian bobot tulisan font yang berbeda, dari yang ringan sampai
yang berani, yang digunakan - bahkan di logo itu sendiri.
Spoiler for #1998:
Desain tiket Piala Dunia 1998Teks pada tiket kali ini dicetak menggunakan printer dot matrix, yang membuat tampilan tiket lebih menarik.
Spoiler for #2002:
Desain tiket Piala Dunia 2002Desain
tiket menggabungkan skema logo warna emas, ungu, hijau, biru dan merah
kemudian mengembalikan potongan tiket. Memotong hologram di setengah
tanda tiket, menunjukkan tiket itu asli dan memungkinkan staf lapangan
untuk memeriksa penonton dalam pertandingan tersebut.
Spoiler for #2006:
Desain tiket Piala Dunia 2006Setiap
tiket diberi nomor khusus, yang merupakan satu-satunya bagian yang
tercetak pada rintisan dari tiket; semua isi lainnya yang dikemas dengan
elegan.
Spoiler for #2010:
Desain tiket Piala Dunia 2010Desain
tiket menggabungkan elemen desain tiket dari Piala Dunia 2002 dan 2006
dan meminjam ide dari tiket USA 1994. Sekali lagi menggunakan custom
made tipografi, tiket ini dicetak secara vertikal, dengan rintisan yang
diletakkan ke dalam format barcode, yang sesuai dengan barcode di bagian
atas tiket. Skema warna emas kuning cocok dengan baik dengan hijau,
merah dan ungu yang digunakan dalam logo.
Spoiler for #2014:
Desain tiket Piala Dunia 2014Desain tiket yang menarik dan penuh warna. Mengambil tema sesuai Piala Dunia 2014 yaitu nature, sport dan people/
Spoiler for #Cerita Kolektor dari Jerman:
Quote:Kolektor tiket Piala Dunia sejak 1990
Sudah sejak 14 tahun terakhir ini Franc Muller mengumpulkan tiket sisa Piala Dunia untuk bahan koleksi. Sejak Piala Dunia 1990 di Italia, pria asal Jerman itu mulai mengumpulkan tiket sisa pertandingan. “Saya suka, ini sudah jadi hobi sejak Piala Dunia di Italia. Sudah sekitar 45 pertandingan yang berhasil saya kumpulkan,” kata Franc saat di sekitar Stadion Nasional Mane Garrincha.
Kolektor tiket kerap hadir usai pertandingan, khususnya laga-laga besar. Mereka ingin kumpulkan itu untuk sekedar menunjukkan kecintaan pada sepakbola. “Ini pertandingan terakhir saya di Piala Dunia 014. Besok saya akan pulang kembali ke Jerman,” kata Franc.
Pria dari kota Dusseldrof, Jerman, itu mengakui tak mudah mengumpulkan tiket karena warga juga ingin mengoleksi masing-masing miliknya. “Di Brasil saya dapat 15 tiket,” katanya. Di Stadion Mane Garrincha, Brasilia saat laga Argentina vs Belgia, tampak sejumlah kolektor tiket memajang poster mereka. Setidaknya ada dua kolektor tiket. Pada pertandingan lainnya di kota lain kolektor tiket juga marak. Pada umumnya mereka menulis dalam bahasa Inggris dan Spanyol di atas kertas.
sumber
Sudah sejak 14 tahun terakhir ini Franc Muller mengumpulkan tiket sisa Piala Dunia untuk bahan koleksi. Sejak Piala Dunia 1990 di Italia, pria asal Jerman itu mulai mengumpulkan tiket sisa pertandingan. “Saya suka, ini sudah jadi hobi sejak Piala Dunia di Italia. Sudah sekitar 45 pertandingan yang berhasil saya kumpulkan,” kata Franc saat di sekitar Stadion Nasional Mane Garrincha.
Kolektor tiket kerap hadir usai pertandingan, khususnya laga-laga besar. Mereka ingin kumpulkan itu untuk sekedar menunjukkan kecintaan pada sepakbola. “Ini pertandingan terakhir saya di Piala Dunia 014. Besok saya akan pulang kembali ke Jerman,” kata Franc.
Pria dari kota Dusseldrof, Jerman, itu mengakui tak mudah mengumpulkan tiket karena warga juga ingin mengoleksi masing-masing miliknya. “Di Brasil saya dapat 15 tiket,” katanya. Di Stadion Mane Garrincha, Brasilia saat laga Argentina vs Belgia, tampak sejumlah kolektor tiket memajang poster mereka. Setidaknya ada dua kolektor tiket. Pada pertandingan lainnya di kota lain kolektor tiket juga marak. Pada umumnya mereka menulis dalam bahasa Inggris dan Spanyol di atas kertas.
sumber
TAMBAHAN UPDATEQuote:Pria Ini Tukar Karcis Final Piala Dunia 1950 Dengan Tiket Final 2014
Spoiler for #buka:
Sebuah
kisah menarik kembali mewarnai perhelatan Piala Dunia 2014 kali ini.
Pria berusia 85 tahun bernama Joedir Belmont berhasil menukar karcis
final Piala Dunia 1950 miliknya dengan karcis final Piala Dunia 2014
mendatang.
Pada final di edisi 1950, Belmont sebenarnya memiliki karcis untuk hadir menyaksikan salah satu laga paling pilu dalam sejarah sepakbola Brasil tersebut. Namun karena sang ibu sakit, ia memutuskan tidak berangkat dan gak menyaksikan kemenangan bersejarah 2-1 Uruguay, yang kemudian diabadikan sebagai Tragedi Maracanazo.
Belmont pun menyimpan karcis bersejarah tersebut sampai sekarang. Pada akhirnya karcis tersebut berhasil membawanya untuk menyaksikan final Piala Dunia 2014, yang nantinya juga akan dihelar di Maracana pada tanggal 13 Juli mendatang.
Globo melaporkan bahwa Belmont mencoba untuk membeli karcis final Piala Dunia tahun ini, namun karena kurang cepat, ia kehabisan stok. Belmont akhirnya berinisiatif menghubungi FIFA untuk menyumbangkan karcis final 1950 tersebut ke museum di Zurich. Sebagai gantinya, FIFA memberikan dua karcis final Piala Dunia 2014.
Pertukaran tersebut diresmikan oleh kedua belah pihak pada Jumat lalu (28/06). Sekjen FIFA, Jerome Valcke memberikan pernyataan terkait transaksi yang cukup unik itu.
"Beberapa bulan lalu kami menerima karcis dari pria Brasil, yang mengatakan bahwa bisa jadi ia adalah satu-satunya orang di dunia yang masih memiliki karcis final Piala Dunia 1950," ungkap Valcke dalam situs resmi FIFA.
"Ia tahu bahwa FIFA akan membuka museum sepakbola. Kami menyatakan akan sangat senang jika bisa memiliki karcis tersebut. Sebagai gantinya, kami memberi dia karcis final Piala Dunia kali ini."
Belmont tentu tak ingin melewatkan kesempatan kedua menyaksikan laga final di Maracana tersebut. Kini ia tinggal berdoa agar Brasil mampu memenangkan tiga laga lagi untuk bisa tampil di partai puncak.
Pada final di edisi 1950, Belmont sebenarnya memiliki karcis untuk hadir menyaksikan salah satu laga paling pilu dalam sejarah sepakbola Brasil tersebut. Namun karena sang ibu sakit, ia memutuskan tidak berangkat dan gak menyaksikan kemenangan bersejarah 2-1 Uruguay, yang kemudian diabadikan sebagai Tragedi Maracanazo.
Belmont pun menyimpan karcis bersejarah tersebut sampai sekarang. Pada akhirnya karcis tersebut berhasil membawanya untuk menyaksikan final Piala Dunia 2014, yang nantinya juga akan dihelar di Maracana pada tanggal 13 Juli mendatang.
Globo melaporkan bahwa Belmont mencoba untuk membeli karcis final Piala Dunia tahun ini, namun karena kurang cepat, ia kehabisan stok. Belmont akhirnya berinisiatif menghubungi FIFA untuk menyumbangkan karcis final 1950 tersebut ke museum di Zurich. Sebagai gantinya, FIFA memberikan dua karcis final Piala Dunia 2014.
Pertukaran tersebut diresmikan oleh kedua belah pihak pada Jumat lalu (28/06). Sekjen FIFA, Jerome Valcke memberikan pernyataan terkait transaksi yang cukup unik itu.
"Beberapa bulan lalu kami menerima karcis dari pria Brasil, yang mengatakan bahwa bisa jadi ia adalah satu-satunya orang di dunia yang masih memiliki karcis final Piala Dunia 1950," ungkap Valcke dalam situs resmi FIFA.
"Ia tahu bahwa FIFA akan membuka museum sepakbola. Kami menyatakan akan sangat senang jika bisa memiliki karcis tersebut. Sebagai gantinya, kami memberi dia karcis final Piala Dunia kali ini."
Belmont tentu tak ingin melewatkan kesempatan kedua menyaksikan laga final di Maracana tersebut. Kini ia tinggal berdoa agar Brasil mampu memenangkan tiga laga lagi untuk bisa tampil di partai puncak.
15.03
0 komentar:
Posting Komentar